Suatu
siang di kelas agama 5 tahun silam masih teringat jelas cerita dan nasihat guru
saya waktu itu saat saya masih memakai seragam putih abu-abu. Saat itu guru
saya mulai menceritakan kisahnya
“Saya dulu lulusan Gontor dan setelah lulus saya di terima di Al-Azhar, segala persiapan sudah dilakukan, namun tiba-tiba Allah berkehendak lain, Ayah saya meninggal dan saya memiliki adik-adik yang tentunya menjadi tanggungjawab saya sebagai anak pertama karena kepergian ayah saya. Akhirnya karena saya menjadi tulangpunggung keluarga, saya memutuskan untuk tidak berangkat ke Al-azar. Dengan bekal ijazah pondok, hanya universitas XXX yang mengakui ijazah saya, akhirnya saya kuliah disitu dan jadilah saya seorang guru sekarang, Alhamdulillah ternyata sekarang anak saya yang berangkat ke Al-Azar. Tentu saja semua lulusan Gontor menginginkan untuk berkuliah di Alazar, tapi ternyata Allah menjawab dengan cara lain keinginan saya.”
Iya
itu adalah salah satu mimpi saya yang saya perjuangkan, konferensi, komunitas
didunia pendidikan pun dulu saya ikuti demi sebuah lagu perubahan di pelosok
negeri ini, untuk menggapai VISI hidup saya, namun kini Tuhan mengajarkan saya
keihklasan dan ketidakegoisan, saya tidak bisa berangkat menjadi pengajar muda.
Tapi yang pasti apa yang saya jalani sekarang, masih dengan VISI yang sama
hanya dengan jalan yang berbeda. Saya selalu percaya “TUHAN MEMILIKI JAWABAN
LAIN ATAS IMPIAN KITA, MENGIKHLASKAN SATU IMPIAN UNTUK IMPIAN-IMPIAN LAIN YANG
LEBIH INDAH.” INSYAALLAH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar