Terkadang kita akan
memperoleh pelajaran dari hal-hal yang tidak kita sangka-sangka. Dari sebuah
pertemuan dan perbincangan sederhana. Perbincangan sederhana akan menjadi
pelajaran penuh makna ketika seseorang dengan kerendahan hati nya mampu untuk
menahan ego untuk selalu ingin didengar. Menghargai dan mengapresiasi orang
lain ketika bebicara, walaupun terkadang kita telah mengerti apa yang
dibicarakan.itulah Seni Mendengar :)
Perbincangan pertama
bersama seorang tukang parkir, kurang lebih begini ceritanya:
kala itu saya sedang
menunggu kehadiran seorang kawan, setiap kali menunggu yg saya lakukan adalah
berbincang dengan siapapun disekitar saya utuk mengusir jenuh.dan waktu itu
seorang tukang parkirlah yang saya ajak berbincang
saya : "permisi pak boleh saya duduk
disini?"
Tukang Parkir :"silahkan
mbak"
kemudian sejenak saya
terdiam dan membolak-balik kan buku yang saya bawa, sampai akhirnya saya
mengawali pembicaraan
saya: "bapak sudah disini dari tadi?
Tukang parkir : "iya mbak, saya mah orang nya
flexible kalau pengen pulang ya pulang kalau disini ya disini"
Panjang lebar saya
bertanya basa-basi kepada Bapak Tukang parkir mulai dari omset perhari, tempat
tinggal, pengalaman menjadi tukang parkir, hingga pembicaraan kami mulai
menjurus mengenai hal pribadi seperti keluarga,masa lalu si Bapak, bahkan
falsafah kehidupan, bagaimana cara si Bapak memandang kehidupan.setelah si Bapak
bercerita mengenai ke dua orang anaknya yang termasuk siswa cerdas di
sekolahnya(walaupun seorang tukang parkir beliau sangat sadar pentingnya
pendidikan) tiba-tiba beliau berkata
Tukang parkir:
"........... kehidupan sama
penghidupan itu beda mbak. kalau penghidupan itu bagaimana caranya kita mengisi
perut kita, bagaimana caranya kita bertahan hidup secara jasmani. tapi
kehidupan adalah cara pandang kita tentang hidup yang diparingi(diberi) gusti
Allah. Sampean(kamu) lihat orang-orang yang ada di dalam mobil itu."
sambil menunjuk ke arah mobil di depan kami."Mungkin
mbak,kalau dilihat kasat mata, mereka lebih bahagia karena banyak harta
dibanding saya yang tukang parkir. Tapi kan cuma "sawang sinawang"
tapi siapa yang tau mbak, walaupun hartanya berlimpah tapi hatinya terus
gelisah karena ambisi dan kepinginan-kepinginan yang tidak tercapai. Buat apa
banyak harta kalau hatinya tidak tentram.Yang namanya orang hidup itu harus
bisa ikhlas,sadar diri sama kemampuan, tangan kita ini cuma 2 mbak, kita tidak
akan bisa meraih semua yang kita mau, karena kemampuan manusia itu terbatas.
Hanya Gusti Allah yang kemampuan nya tidak terbatas. insyaallah kalau
sampean ngerti akan itu dan tujan hidup sampean ini cuma buat Gusti Allah,
tentrem mbak ati sampean. nanti kalau sudah tambah umur sampean akan
ngerti........."
Setelah perbincangan itu,
tiba-tiba istri dan kedua anak sang bapak datang untuk mengunjungi sang Bapak,
berbincang dan bermain sebentar dengan keluarga Bapak Tukang Parkir, tak lama
dari itu teman yang saya tunggu akhirnya tiba.
Begitulah kiranya
perbincangan cukup panjang yang bisa saya ingat dengan seorang tukang
parkir.Bukan seorang tukang parkir biasa tapi seorang tukang parkir yang
memberikan saya sebuah pelajaran kehidupan. :))